BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Jantung
merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan
untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan
sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu
dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kehamilan
akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular.,
dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu
dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi
terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume
darah, hormon dan lain sebagainya).
Namun
perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit
jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama
kehamilan, namun banyak wanita dengan penyakit jantung yang telah
diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami
kehamilan.
Insiden
penyakit jantung pada kehamilan adalah sekitar 1% dan terus meningkat.
Perubahan ini mungkin sebagai hasil dari kemajuan penatalaksaan penyakit
jantung selama beberapa dekade terakhir, hal ini menyebabkan bertambahnya
jumlah wanita dengan penyakit jantung bawaan mencapai usia dewasa dan mampu
melahirkan.
Kemajuan
teknik operasi dan medika mentosa menyebabkan penurunan penyakit
jantung rematik secara drastis dibandingkan dengan penyakit jantung kongenital
di dunia barat.
Namun
di negara berkembang, penyakit jantung rematik masih cukup tinggi. Hal ini akan
menambah penyebab utama kematian pada maternitas, terhitung 35 kematian
secara tidak langsung di Inggris dari tahun 1997-1999. Di Malaysia, suatu
laporan yang diterbitkan tahun 2000, terdapat 77 kematian akibat penyakit
jantung pada kehamilan, sekitar 16,4% dari seluruh kematian pada
kehamilan dari tahun 1995-1996. Sebagai tambahan, masih terdapat angka
morbiditas yang patut dipertimbangkan berkenaan dengan gagal jantung kongestif,
komplikasi tromboemboli, dan gangguan irama jantung. Komplikasi pada
fetus mencakup keguguran, restriksi pertumbuhan intrauterinne, dan kelahiran
premature.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui kehamilan dengan penyakit jantung
2. Untuk
mengetahui pengaruh penyakit jantung terhadap ibu dan janin
3. Untuk
mengetahui penatalaksanaan penyakit jantung
C. Manfaat
1. Penulis
dapat menerapkan secara langsung ilmu yang didapat dari perkuliahan khusus nya
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien yang mengalami penyakit jantung
dalam kehamilannya
2. Meningkatkan
pengetahuan penulis dalam menyusun makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem
kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan
terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.
Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat
menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui ari – ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui ari – ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
B.
PATOFISIOLOGI
Wanita normal
yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan anatomik pada
berbagai sistem organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi
perubahan hormonal di dalam tubuhnya, Perubahan yang terjadi dapat mencakup
sistem gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal
dan saraf Perubahan yang terjadi pada satu sistem dapat saling memberi pengaruh
pada sistem lainnya dan dalam menanggulangi kelainan yang terjadi harus
mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada masing-masing sistem, Perubahan
ini terjadi akibat kebutuhan metabolik yang disebabkan kebutuhan janin,
plasenta dan rahim.
Adaptasi normal
yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk sistem
kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari
gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang
tidak dapat ditoleransi pada saat kehamilan. Pada wanita hamil akan terjadi
perubahan hemodinamik karena peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang
dimulai sejak trimester pertama dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan
32-34 minggu dan menetap sampai
aterm.
Sebagian besar
peningkatan volume darah ini menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae,
ginjal, otot polos dan sistem vascular kulit dan tidak memberi beban sirkulasi
pada wanita hamil yang sehat. Peningkatan volume plasma (30-50%) relatif lebih
besar dibanding peningkatan sel darah (20-30%) mengakibatkan terjadinya
hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin. Peningkatan volume darah ini
mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran gas pernafasan, nutrien
dan metabolik ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat kehilangan darah yang banyak
saat kelahiran.
Peningkatan
volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat istirahat akan meningkat
sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang terjadi mencapai puncaknya pada
usia kehamilan 20 minggu. Pada pertengahn sampai akhir kehamilan cardiac output
dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sebagai akibat pembesaran uterus yang mengurangi
venous return dari ekstremitas bawah.
C.
PENGARUH
PENYAKIT JANTUNG TERHADAP KEHAMILAN
Akibat penyakit
jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu
hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya
pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi
terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan
berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta
kekurangan oksigen.
Sebagai akibat
lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran, kelahiran prematur (kelahiran
sebelum cukup bulan),lahir dengan Apgar rendah atau lahir meninggal,dan
kematian janin dalam rahim(KJDR). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu
tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan
tepat.
D.
TANDA
DAN GEJALA
Berikut tanda dan gejala penyakit
jantung :
1. Mudah
lelah
2. Nafas
terengah-engah
3. Ortopnea(pernafasan
sesak ,kecuali dalam posisi tegak)
4. Batuk
malam hari
5. Hemoptisis
6. Nyeri
dada
E.
DIAGNOSIS
Burwell dan metcalfe mengajukan 4 kriteria,satu diantaranya sudah cukup untuk membuat diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan.
Burwell dan metcalfe mengajukan 4 kriteria,satu diantaranya sudah cukup untuk membuat diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan.
1. Pembesaran
jantung yang jelas
2. Bising
jantung yang nyaring
3. Aritmia
yang berat
.
F.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan yang spesifik.
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan yang spesifik.
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa risiko terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan karena risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi. Semua pemeriksaan radiografi harus dihindarkan terutama pada awal kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko terhadap organogenesis abnormal pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa risiko terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan karena risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi. Semua pemeriksaan radiografi harus dihindarkan terutama pada awal kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko terhadap organogenesis abnormal pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.
3. Radionuklide
Beberapa pemeriksaan radionuklide akan mengikat albumin dan tidak akan mencapai fetus, pemisahan akan terjadi dan eksposure terhadap janin mungkin terjadi. Sebaiknya pemeriksaan ini dihindarkan. Adakalanya pemeriksaan ventilasi pulmonal/perfusi scan atau scan perfusi miokard thallium diperlukan saat kehamilan. Diperkirakan eksposur terhadap fetua rendah.
Beberapa pemeriksaan radionuklide akan mengikat albumin dan tidak akan mencapai fetus, pemisahan akan terjadi dan eksposure terhadap janin mungkin terjadi. Sebaiknya pemeriksaan ini dihindarkan. Adakalanya pemeriksaan ventilasi pulmonal/perfusi scan atau scan perfusi miokard thallium diperlukan saat kehamilan. Diperkirakan eksposur terhadap fetua rendah.
4. Magnetic
Resonance Imaging
Meskipun tidak tersedia informasi
mengenai keamanan prosedur MRI pada evaluasi wanita hamil dengan kehamilan,
dilaporkan tidak didapati efek fetal yang merugikan bila digunakan pada tujuan
yang lain. Pemeriksaan ini mesti dihindarkan pada wanita dengan implantasi pacu
jantung atau defibrillator.
G.
PENATALAKSANAAN
PADA KEHAMILAN
1. Memberikan
pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang
teratur.
2. Kerjasama
dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
3. Pencegahan
terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat
anemia, harus diobati.
4. Timbulnya
hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus
diobati.
5. Bila
terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran
pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
6. Skema
kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali
seminggu setelahnya.
7. Harus
cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
8. Pengobatan
khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas
I
Tidak memerlukan pengobatan
tambahan.
b. Kelas
II
Biasanya tidak memerlukan terapi
tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas
III
Memerlukan digitalisasi atau obat
lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d. Kelas
IV
Harus dirawat di rumah sakit dan
diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.
Penatalaksanaan
Pada Persalinan
Penderita kelas
I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per vaginam,
namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit dalam.
a)
Bila ada tanda-tanda payah jantung
(dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8
mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika
perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia
tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
b)
Kala II yaitu kala yang kritis bagi
penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung, persalinan dapat
ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin
belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps.
Kalau sosio sesarea dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan
beberapa ahli multidisiplin.
c)
Untuk menghilangkan rasa sakit boleh
diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan
barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa
jam.
d)
Kala II biasanya berjalan seperti biasa.
Pemberian ergometrin dengan hati-hati, biasanya sintometrin intramuskuler
adalah aman.
Penderita kelas III dan IV tidak
boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya. Bila hamil, segera
konsultasikan ke dokter ahli atau sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada
kasus tertentu tubektomi. Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai
kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada
penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan analgesia epidural. Kelahiran
pervaginam dianjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya.
Keputusan untuk melakukan SC juga harus mempertimbangkan penyakit jantung
spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli
anestesi, serta fasilitas yang ada.
Pada
Masa Nifas
a)
Setelah bayi lahir, pederita dapat
tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba-tiba membajiri tubuh ibu
sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Perdarahan merupakan komplikasi
yang cukup berbahaya.
b)
Karena itu penderita harus tetap diawasi
dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin.
Pada
masa laktasi
a)
Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan
penyakit jantung kelas I dan II yang sanggup melakukan kerja fisik.
I.
PROGNOSIS
a. Bagi ibu
Bergantung pada beratnya penyakit,
umur dan penyulit-penyulit lain. Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan,
dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati larangan, ikut
menentukan prognosis.
Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-5%
Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-5%
Angka kematian maternal bagi
penderita berat : 15%
b.
Bagi bayi
Bila penyakit jantung tidak terlalu
berat, tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal. Namun pada penyakit yang
berat, prognosis akan buruk karena akan terjadi gawat janin.
J.
KONSEP
DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
Proses
manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan
urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari
pemberi asuhan.Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan
tindakan saja melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif dan aman dapat tercapai . Dengan demikian proses manajemen harus
menuruti urutan yang logis dan memberikan pengertian yan menyatukan
pengetahuan, hasil temuan,dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
Proses
manajemeh langkah varney terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik.Proses dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk
suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiharjo, Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN SARWONO PRAWIHARJO. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
Kumala, Popy.1006.Kamus saku kedokteran Dorland E/25.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
medicine-and-health/gynecology/2071946-kehamilan-dengan-penyakit-jantung/#ixzz1s6suazRO
Sam, Arianto. 2008. Kelainan jantung
Pada UsiaKehamilan.http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/kelainan-jantung-pada-usia-kehamilan.html
Rafless.2008.Kehamilan disertai penyakit jantung.http://www.g-excess.com/4570/kehamilan-disertai-penyakit-jantung-dalam-kehamilan/
Khanzima.2010.Pada ibu hamil dengan penyakit jantung.Http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/pada-ibu-hamil-dengan-penyakit-jantung/html
Rafless.2008.Kehamilan disertai penyakit jantung.http://www.g-excess.com/4570/kehamilan-disertai-penyakit-jantung-dalam-kehamilan/
Khanzima.2010.Pada ibu hamil dengan penyakit jantung.Http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/pada-ibu-hamil-dengan-penyakit-jantung/html
0 komentar:
Posting Komentar