My Melody Crying

Rabu, 20 Mei 2015

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA


TULANG PANGGUL

Terdiri dari 3 rangka utama, yaitu:
  1. Os. COXAE ( 2 Tulang Pangkal Paha)
  2. Os. SACRUM (1 Kelangkang/Selangkangan)
  3. Os. COCCYGIS (1 Tulang Tungging/Ekor)
 Os Sacrum

Os sacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang berbentuk baji yang cekung kearah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk ar ticulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis.
Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus filum terminale dan lemak fibrosa.

Os Coccygis
Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra rudimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai pr ocessus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculus dan processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale.

Os inominatum (tulang panggul)
Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu: ilium, iskium, dan pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu selurunya pada asetabulum.
• Ilium:batas atas tulang ini adalah Krista ilika.
a.               Krista iliaka berjalan ke belakang dari spina iliaka anterior superior menuju spina iliaka posterior superior. Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah pelekatan gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi pelekatan gluteike tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga membentuk fosailiaka. Fosailiaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sakro iliaka (sendi sinovial). Ligamentum sakro iliakaposterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro iliaka. Linea iliopektinealis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.
b.              Iskium:terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi insisura iskiadika mayor (atas) dan minor (bawah. Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.
c.       Pubis: terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang iniberartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis. Permukaan superior dari korpus memiliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum. Foramen obturatorium merupakan lubangbesar yang dibatasi oleh rami pubis dan iskium.

Secara Fungsional panggul dibagi menjadi.
Pelvis major (panggul besar, pelvis spurium)
·         Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis).
·         Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagiancavitas abdominalis.
·         Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum
·         Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masukke pelvis minor.
·         Kearah ventral dibatasi dinding abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaka sinistra, dan kearah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.

e. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)
            Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus pelvis).
            Merupakan lokasi visera pelvis (misalnya vesica urinaria).
            Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis.
            Ke bawah dibatasi oleh diaphragma pelvis.
            Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas.
            Pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses persalinan. Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang. Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor.

PINTU PANGGUL
  • Pintu Atas Panggul (PAP) 
Adalah batas atas dari panggul kecil, bentuknya bulat-oval
Dibatasi oleh :
-          Promontorium
-          Sacrum
-          Linea innominata
-          Ramus superior os pubis
-          Pinggir atas symphysis
-           Disebut juga dengan “Inlet
 
  • Ruang Tengah Panggul (RTP) 
 Kira-kira pada spina ischiadika. Disebut juga dengan “Midlet”
  • Pintu Bawah Panggul (PBP)
Dibatasi simfisis dan arkus pubis. Disebut juga dengan “Outlet”.
Ruang Panggul yg sebenarnya (pelvis cavity) berada antara Inlet dan Outlet. 



BIDANG PANGGUL
  • Bidang Hodge I   --> Promontorium pinggir atas simfisis
  • Bidang Hodge II    -->  Sejajar  HI melalui Pinggir bawah simfisis
  • Bidang Hodge III --> Sejajar  HI melalui  Spina ischiadika
  • Bidang Hodge IV --> Sejajar  HI melalui Ujung coccygeus








































ARTIKULASI
  1. Simfisis Pubis  di depan pertemuan os pubis.
  2. Artikulasi Sakro-iliaka  menghubungkan os sakrum dg os ilium
  3. Artikulasi Sakro-koksigium  menghubungkan os sakrum dg koksigius

Otot – otot pelvis

1.M. piriformis
insersi : trokhanter mayor femur 
origo : bagian depan sacrum
persyarafan : pleksus sakralis. Fungsi : memutar keluar femur pada artikulatio koksa
2.M. obturatorius
origo : membran obturatoria dan bagian tulang panggul
 insersi : trokhanter minor femur 
persyarafan : nervus obturatorius internus fleksus sakralis
fungsi : memutar keluar femur pada sendi koksae
3M. levator ani
origo : korpus pubis, fasia
insersi : korpus periniale, korpus ano koksigis kanalis ani.
persyarafan : nervus sakralis IV
fungsi : menyokong visera pubis spingter anorektal dan vagina
4.splingter ani ekterus
a.pars subkutanea,
b. pars duperfisialis
c. pars profunda
insersi : os kogsigis
persyarafan : nervus rektalis interior 
fungsi : membentuk splingter kanalis ani
5.M. koksigeus
insersi : ujung bawah os sakrum dan os kogsigeus
origus : spina ikadia
persarafan : nervus sakralis IV – V
fungsi : membantu muskulus elevator ani menyokong visera
6.M. pubo reektalis
insersi : sekitar perbatasan rektum dan kanalis ani
origo : os pubis
persarafan : nervus sakralis IV
fungsi : bersama splingter ani membentuk splingter volunter kanalis ani
7.otot urogenital pria
a.muskulus bulbo spengosus,
b. muskulus iskiokavernosus
c. muskulus splingter uretra
d. muskulus tranvesus perenei profundus
8. otot urogenital wanita
a.m bulbo spengosus
b.m iskiokavernosus

Ligamen-Ligamen Panggul
a.         Ligamen sacrospinosum
Ligamentum sacrospinous (ligamen sacrosciatic kecil atau anterior) adalah sangat tipis, segitiga ligamen yang melekat dengan puncaknya adalah pada spina iskiadika , dan medial, dengan dasar yang luas, untuk margin lateral sacrum dan tulang ekor , di depan ligamentum sacrotuberous bercampur dengan yang serat perusahaan bercampur.
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah rotasi posterior dari tulang pangkal paha sehubungan dengan sakrum. Kelemahan dari ligamentum bersama dengan ligamentum sacrotuberous memungkinkan untuk rotasi posterior terjadi. Menekankan untuk ligamen ini terjadi paling sering ketika bersandar ke depan atau keluar dari kursi.
Ketika ligamen panggul dan mendukung jaringan ikat bergilir dilemahkan atau tidak ada pada wanita, ligamentum sacrospinous menyediakan situs konsisten kuat untuk fiksasi dari puncak vagina , yang disebut ligamentum suspensi sacrospinous, di mana puncak vagina ditunda posterior dan lateral ke ligamen pada kedua sisi atau kedua sisi
b.        Ligamen sacrotuberosum
Ligamen sacrospinosum terlentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis tuberosis iskiadika.
Ligamen sakrospinosum dan ligamen sakrotuberosum bersama dengan ligamen sakro-olliaka, mengikat sakrum dan koksigis ke os. Dan mencegah pergerakan berlebihan dari sendi sakro-illiaka. Selain itu ligamentum ini membentuk foramen isciadika mayor & minor dengan insisura mayor dan minor.
c.         Ligamen Triangular
Ligamen ini berfungsi sebagai area pintu keluar pelvis. Selain itu juga memperkuat servix vesicae urinariae karena ia meluas berjalan lurus melintasi arcus pubis. Dua daerah triangular terletak di depan dan dibatasi oleh muskulus ischiocavernosus dan muskulus transversus parinei.
                     Selain ketiga ligamen tersebut, juga terdapat ligamen-ligamen yang terbentuk dari penebalan facia pelvis yang di sebut dengan ligamen pelvis. Ligamen-ligaen tersebut antara lain:
a.         Ligamentum lateral
Ligamen ini adalah merupakan ligamen yang terlentang dari linea alba faciae ke dinding lateral vesica urinaria
b.        Ligamentum pubovesicale
Ligamen ini terlentang dari cevix vesika urinaria ke permukaan dalam masing-masing corpus pubis. Ligamentum ini ikut membentuk ligamentum pubocervicale. Ligamen pubovesicale ini berfungsi untuk memperkuat vesica urinaria.
c.         Ligamentum cervicale transversum
ligamen ini merupakan ligamen yang melekat pada fornix vagina dan servix supravaginalis. Ligamen ini merupakan ligamen yang paling kuat diantara ligamen pelvis.
d.        Ligamentum uterosacrale
Sama halnya dengan Ligamentum cervicale transversum, ligamen ini juga melekat pada fornix vagina dan servix supravaginalis. Ligamen ini berjalan ke posterior dan melekat pada tepi lateral corpus sacralis pertama.
e.         Ligamentum teres uteri
Ligamen yang berjalan dari anterior tepat di bawah cornu uteri dan tuba fallopi membentuk huruf V lewat dinding abdomenndan canalis inguinalis sebelum berinsersi pada kedua labium majus.


Cara Pengukuran Panggul
Pengukuran panggul dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.         Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukka dua jari (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/ promontorium. Lalu hitunglah jarak antara tulang kemaluan hingga promontorium. Dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui ukuran Pintu Atas Panggul  (PAP) dan pintu tengah panggul.
2.         Pemeriksaan Rontgen
              Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat rontgen, yaitu dengan memotret bagian panggul ibu. Caranya sama dengan tindakan rontgen pada bagian tubuh lain, hanya saja cahaya lebih di prioritaskan pada bagian bawah. Hasilnya lalu dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Kelainan letak pada bayi juga dapat terdeteksi dengan pemeriksaan rontgen.
              Dengan pemeriksaan rontgen akan mendapatkan data yang lebih akurat dibandingkan dengan pemeriksaan klinis.
Selain kedua diatas ada cara lain untuk pengukuran panggul, antara lain :
1.         Pengukuran Luar
Pengukuran luar pelvis ada empat, namun hanya tiga pengukuran yang menggunakan alat yang di sebut pelvimeter, antara rain:
a.         Diameter Interspinalis
Cara ini dilakukan dengan meletakkan kedua ujung pelvimeter di atas masing-masing spina illiaca anterior superior dan jarak normal antara keduanya adalah 25,5 cm
b.        Diameter Intercristalis
Pengukuran ini dilakukan dengan cara menggeser ujung-ujung pelvimeter ke atas crista illiaca dan dicatat ukuran antara dua titik yang terpanjang. Biasanya sebesar 28cm. Pada normalnya terdapat perbedaan 2,5 cm antara kedua diameter tersebut. Dapat dicurigai adanya pelvis datar karena penyempitan pintu masuk pelvis apabila terdapat perbedaan lebih besar dari 2,5 cm.
c.         Konjugata Eksterna
Wanita yang akan diperiksa dianjurkan berbaring miring. Salah satu ujung pelvimeter diletakkan pada pusat tepi atas symphysis pubis dan ujung yang satunya diletakkan pada ujung processus vertebra lumbalis ke-5. Titik ini kemudian ditemukan dengan memberi tanda satu titik antara kedua lekukan yang dibentuk oleh kedua spina illiaca posterior superior dan kemudian bergerak ke atas kira-kira 2,5cm.
d.        Diameter transversa pintu ke luar
Untuk pengukuran ini tidak memerlukan pelvimeter.  Dalam posisi ini dilakukan pemeriksaan vagina pada wanita. Tangan dikepalkan lalu ditempatkan di antara kedua tuber isciadika pasien. Apabila keempat ujung-ujung metakarpal kepalan tangan dapat masuk berarti diameter ini normal. Namun harus diketahui berapa ukuran kepalan tangan.




2.         Pengukuran Dalam
Bagian terendah kepala sampai ischiadika atau lebih rendah. Caput succedaneum yang besar dapat memberi kesan yang salah, dimana seolah-olah bagian terendah susah sampai setinggi spina ischiadica, padahal kepala masih tinggi, maka hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar.

F.        Ukuran-Ukuran Pintu Atas Panggul (PAP)
1.         Konjugata Vera
Panjangnya sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui pengukuran Conjugata diagonalis. Panjang Conjugata diagonalis antara promontorium dan tepi bawah simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5 CM.
2.         Diameter transversa
Jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm)
3.         Diameter Oblique
Jarak antara artikulasio sacro-iliaka menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup. Sekitar 13cm
4.        Diameter Diagonalis
diukur dari promontorium ke pinggir bawah symphysis. Diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
Kalau panggul sempit, konjugata vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugate diagonalis dengan 1½ - 2 cm (CV = CD - 1½)
Pada panggul normal jari tak cukup panjang untuk mencari promontorium.



UKURAN LUAR PANGGUL

1. Distantia Spinarum Jarak antara spina i.a.s kiri & kanan (Ind. 23 cm, Er. 26 cm)
2. Distantia Cristarum Jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26 cm, Er. 29 cm)
3. Conjugata Externa jarak antara pinggir atas symfisis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal      ke-5 (Ind. 18 cm , Er. 20 cm) 
4. Lingkar Panggul Jarak dari pinggir atas symfisis ke pertengahan antara s.i.a.s dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yg sama di pihak lain (Ind. 80 cm, Er. 90 cm)

 
 


















JENIS PANGGUL
   Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul:
                1. Ginekoid    -->     Paling ideal, bulat
                2. Android     -->     Panggul pria, segitiga
                3. Antropoid  -->    Agak lonjong seperti telur
                4. Platipeloid  -->    Picak, menyempit arah muka belakang



0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 20 Mei 2015

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA


TULANG PANGGUL

Terdiri dari 3 rangka utama, yaitu:
  1. Os. COXAE ( 2 Tulang Pangkal Paha)
  2. Os. SACRUM (1 Kelangkang/Selangkangan)
  3. Os. COCCYGIS (1 Tulang Tungging/Ekor)
 Os Sacrum

Os sacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang bersatu membentuk tulang berbentuk baji yang cekung kearah anterior. Pinggir atas atau basis ossis sacri bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os coceygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua os coxae membentuk ar ticulation sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis. Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis.
Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeus filum terminale dan lemak fibrosa.

Os Coccygis
Os coccygis berartikulasi dengan sacrum di superior. Tulang ini terdiri dari empat vertebra rudimenter yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama mempunyai pr ocessus transverses rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa pediculus dan processus articularis superior yang menonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale.

Os inominatum (tulang panggul)
Tulang ini terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu: ilium, iskium, dan pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu selurunya pada asetabulum.
• Ilium:batas atas tulang ini adalah Krista ilika.
a.               Krista iliaka berjalan ke belakang dari spina iliaka anterior superior menuju spina iliaka posterior superior. Di bawah tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan glutealis karena disitulah pelekatan gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan posterior membatasi pelekatan gluteike tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga membentuk fosailiaka. Fosailiaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan aurikularis ilium berartikulasi dengan sacrum pada sendi sakro iliaka (sendi sinovial). Ligamentum sakro iliakaposterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro iliaka. Linea iliopektinealis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis.
b.              Iskium:terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi insisura iskiadika mayor (atas) dan minor (bawah. Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.
c.       Pubis: terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang iniberartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis. Permukaan superior dari korpus memiliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum. Foramen obturatorium merupakan lubangbesar yang dibatasi oleh rami pubis dan iskium.

Secara Fungsional panggul dibagi menjadi.
Pelvis major (panggul besar, pelvis spurium)
·         Terletak cranial terhadap aperture pelvis superior (aditus pelvis).
·         Terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dipikirkan sebagai bagiancavitas abdominalis.
·         Melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum
·         Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masukke pelvis minor.
·         Kearah ventral dibatasi dinding abdomen, kearah lateral oleh fossa iliaca dextra dan fossa iliaka sinistra, dan kearah dorsal oleh vertebra L. S dan vertebra S1.

e. Pelvis minor (panggul kecil, pelvis verum)
            Berada antara aperture pelvis superior dan aperture pelvis inferior (exitus pelvis).
            Merupakan lokasi visera pelvis (misalnya vesica urinaria).
            Dibatasi oleh permukaan dalam os coxae, os sacrum, dan os coccygis.
            Ke bawah dibatasi oleh diaphragma pelvis.
            Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas.
            Pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada proses persalinan. Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang. Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor.

PINTU PANGGUL
  • Pintu Atas Panggul (PAP) 
Adalah batas atas dari panggul kecil, bentuknya bulat-oval
Dibatasi oleh :
-          Promontorium
-          Sacrum
-          Linea innominata
-          Ramus superior os pubis
-          Pinggir atas symphysis
-           Disebut juga dengan “Inlet
 
  • Ruang Tengah Panggul (RTP) 
 Kira-kira pada spina ischiadika. Disebut juga dengan “Midlet”
  • Pintu Bawah Panggul (PBP)
Dibatasi simfisis dan arkus pubis. Disebut juga dengan “Outlet”.
Ruang Panggul yg sebenarnya (pelvis cavity) berada antara Inlet dan Outlet. 



BIDANG PANGGUL
  • Bidang Hodge I   --> Promontorium pinggir atas simfisis
  • Bidang Hodge II    -->  Sejajar  HI melalui Pinggir bawah simfisis
  • Bidang Hodge III --> Sejajar  HI melalui  Spina ischiadika
  • Bidang Hodge IV --> Sejajar  HI melalui Ujung coccygeus








































ARTIKULASI
  1. Simfisis Pubis  di depan pertemuan os pubis.
  2. Artikulasi Sakro-iliaka  menghubungkan os sakrum dg os ilium
  3. Artikulasi Sakro-koksigium  menghubungkan os sakrum dg koksigius

Otot – otot pelvis

1.M. piriformis
insersi : trokhanter mayor femur 
origo : bagian depan sacrum
persyarafan : pleksus sakralis. Fungsi : memutar keluar femur pada artikulatio koksa
2.M. obturatorius
origo : membran obturatoria dan bagian tulang panggul
 insersi : trokhanter minor femur 
persyarafan : nervus obturatorius internus fleksus sakralis
fungsi : memutar keluar femur pada sendi koksae
3M. levator ani
origo : korpus pubis, fasia
insersi : korpus periniale, korpus ano koksigis kanalis ani.
persyarafan : nervus sakralis IV
fungsi : menyokong visera pubis spingter anorektal dan vagina
4.splingter ani ekterus
a.pars subkutanea,
b. pars duperfisialis
c. pars profunda
insersi : os kogsigis
persyarafan : nervus rektalis interior 
fungsi : membentuk splingter kanalis ani
5.M. koksigeus
insersi : ujung bawah os sakrum dan os kogsigeus
origus : spina ikadia
persarafan : nervus sakralis IV – V
fungsi : membantu muskulus elevator ani menyokong visera
6.M. pubo reektalis
insersi : sekitar perbatasan rektum dan kanalis ani
origo : os pubis
persarafan : nervus sakralis IV
fungsi : bersama splingter ani membentuk splingter volunter kanalis ani
7.otot urogenital pria
a.muskulus bulbo spengosus,
b. muskulus iskiokavernosus
c. muskulus splingter uretra
d. muskulus tranvesus perenei profundus
8. otot urogenital wanita
a.m bulbo spengosus
b.m iskiokavernosus

Ligamen-Ligamen Panggul
a.         Ligamen sacrospinosum
Ligamentum sacrospinous (ligamen sacrosciatic kecil atau anterior) adalah sangat tipis, segitiga ligamen yang melekat dengan puncaknya adalah pada spina iskiadika , dan medial, dengan dasar yang luas, untuk margin lateral sacrum dan tulang ekor , di depan ligamentum sacrotuberous bercampur dengan yang serat perusahaan bercampur.
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah rotasi posterior dari tulang pangkal paha sehubungan dengan sakrum. Kelemahan dari ligamentum bersama dengan ligamentum sacrotuberous memungkinkan untuk rotasi posterior terjadi. Menekankan untuk ligamen ini terjadi paling sering ketika bersandar ke depan atau keluar dari kursi.
Ketika ligamen panggul dan mendukung jaringan ikat bergilir dilemahkan atau tidak ada pada wanita, ligamentum sacrospinous menyediakan situs konsisten kuat untuk fiksasi dari puncak vagina , yang disebut ligamentum suspensi sacrospinous, di mana puncak vagina ditunda posterior dan lateral ke ligamen pada kedua sisi atau kedua sisi
b.        Ligamen sacrotuberosum
Ligamen sacrospinosum terlentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis tuberosis iskiadika.
Ligamen sakrospinosum dan ligamen sakrotuberosum bersama dengan ligamen sakro-olliaka, mengikat sakrum dan koksigis ke os. Dan mencegah pergerakan berlebihan dari sendi sakro-illiaka. Selain itu ligamentum ini membentuk foramen isciadika mayor & minor dengan insisura mayor dan minor.
c.         Ligamen Triangular
Ligamen ini berfungsi sebagai area pintu keluar pelvis. Selain itu juga memperkuat servix vesicae urinariae karena ia meluas berjalan lurus melintasi arcus pubis. Dua daerah triangular terletak di depan dan dibatasi oleh muskulus ischiocavernosus dan muskulus transversus parinei.
                     Selain ketiga ligamen tersebut, juga terdapat ligamen-ligamen yang terbentuk dari penebalan facia pelvis yang di sebut dengan ligamen pelvis. Ligamen-ligaen tersebut antara lain:
a.         Ligamentum lateral
Ligamen ini adalah merupakan ligamen yang terlentang dari linea alba faciae ke dinding lateral vesica urinaria
b.        Ligamentum pubovesicale
Ligamen ini terlentang dari cevix vesika urinaria ke permukaan dalam masing-masing corpus pubis. Ligamentum ini ikut membentuk ligamentum pubocervicale. Ligamen pubovesicale ini berfungsi untuk memperkuat vesica urinaria.
c.         Ligamentum cervicale transversum
ligamen ini merupakan ligamen yang melekat pada fornix vagina dan servix supravaginalis. Ligamen ini merupakan ligamen yang paling kuat diantara ligamen pelvis.
d.        Ligamentum uterosacrale
Sama halnya dengan Ligamentum cervicale transversum, ligamen ini juga melekat pada fornix vagina dan servix supravaginalis. Ligamen ini berjalan ke posterior dan melekat pada tepi lateral corpus sacralis pertama.
e.         Ligamentum teres uteri
Ligamen yang berjalan dari anterior tepat di bawah cornu uteri dan tuba fallopi membentuk huruf V lewat dinding abdomenndan canalis inguinalis sebelum berinsersi pada kedua labium majus.


Cara Pengukuran Panggul
Pengukuran panggul dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.         Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukka dua jari (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/ promontorium. Lalu hitunglah jarak antara tulang kemaluan hingga promontorium. Dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui ukuran Pintu Atas Panggul  (PAP) dan pintu tengah panggul.
2.         Pemeriksaan Rontgen
              Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat rontgen, yaitu dengan memotret bagian panggul ibu. Caranya sama dengan tindakan rontgen pada bagian tubuh lain, hanya saja cahaya lebih di prioritaskan pada bagian bawah. Hasilnya lalu dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Kelainan letak pada bayi juga dapat terdeteksi dengan pemeriksaan rontgen.
              Dengan pemeriksaan rontgen akan mendapatkan data yang lebih akurat dibandingkan dengan pemeriksaan klinis.
Selain kedua diatas ada cara lain untuk pengukuran panggul, antara lain :
1.         Pengukuran Luar
Pengukuran luar pelvis ada empat, namun hanya tiga pengukuran yang menggunakan alat yang di sebut pelvimeter, antara rain:
a.         Diameter Interspinalis
Cara ini dilakukan dengan meletakkan kedua ujung pelvimeter di atas masing-masing spina illiaca anterior superior dan jarak normal antara keduanya adalah 25,5 cm
b.        Diameter Intercristalis
Pengukuran ini dilakukan dengan cara menggeser ujung-ujung pelvimeter ke atas crista illiaca dan dicatat ukuran antara dua titik yang terpanjang. Biasanya sebesar 28cm. Pada normalnya terdapat perbedaan 2,5 cm antara kedua diameter tersebut. Dapat dicurigai adanya pelvis datar karena penyempitan pintu masuk pelvis apabila terdapat perbedaan lebih besar dari 2,5 cm.
c.         Konjugata Eksterna
Wanita yang akan diperiksa dianjurkan berbaring miring. Salah satu ujung pelvimeter diletakkan pada pusat tepi atas symphysis pubis dan ujung yang satunya diletakkan pada ujung processus vertebra lumbalis ke-5. Titik ini kemudian ditemukan dengan memberi tanda satu titik antara kedua lekukan yang dibentuk oleh kedua spina illiaca posterior superior dan kemudian bergerak ke atas kira-kira 2,5cm.
d.        Diameter transversa pintu ke luar
Untuk pengukuran ini tidak memerlukan pelvimeter.  Dalam posisi ini dilakukan pemeriksaan vagina pada wanita. Tangan dikepalkan lalu ditempatkan di antara kedua tuber isciadika pasien. Apabila keempat ujung-ujung metakarpal kepalan tangan dapat masuk berarti diameter ini normal. Namun harus diketahui berapa ukuran kepalan tangan.




2.         Pengukuran Dalam
Bagian terendah kepala sampai ischiadika atau lebih rendah. Caput succedaneum yang besar dapat memberi kesan yang salah, dimana seolah-olah bagian terendah susah sampai setinggi spina ischiadica, padahal kepala masih tinggi, maka hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar.

F.        Ukuran-Ukuran Pintu Atas Panggul (PAP)
1.         Konjugata Vera
Panjangnya sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui pengukuran Conjugata diagonalis. Panjang Conjugata diagonalis antara promontorium dan tepi bawah simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5 CM.
2.         Diameter transversa
Jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm)
3.         Diameter Oblique
Jarak antara artikulasio sacro-iliaka menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup. Sekitar 13cm
4.        Diameter Diagonalis
diukur dari promontorium ke pinggir bawah symphysis. Diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
Kalau panggul sempit, konjugata vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugate diagonalis dengan 1½ - 2 cm (CV = CD - 1½)
Pada panggul normal jari tak cukup panjang untuk mencari promontorium.



UKURAN LUAR PANGGUL

1. Distantia Spinarum Jarak antara spina i.a.s kiri & kanan (Ind. 23 cm, Er. 26 cm)
2. Distantia Cristarum Jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26 cm, Er. 29 cm)
3. Conjugata Externa jarak antara pinggir atas symfisis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal      ke-5 (Ind. 18 cm , Er. 20 cm) 
4. Lingkar Panggul Jarak dari pinggir atas symfisis ke pertengahan antara s.i.a.s dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yg sama di pihak lain (Ind. 80 cm, Er. 90 cm)

 
 


















JENIS PANGGUL
   Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul:
                1. Ginekoid    -->     Paling ideal, bulat
                2. Android     -->     Panggul pria, segitiga
                3. Antropoid  -->    Agak lonjong seperti telur
                4. Platipeloid  -->    Picak, menyempit arah muka belakang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar