Teori
Reva Rubin
Reva Rubin merupakan perawat
kebidanan yang hasil penelitiannya telah digunakan secara luas di Amerika
Serikat.
Tujuan penelitian: Mengidentifikasi
bagaimana seorang wanita melaksanakan perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah
yang memengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Metode penelitian: Data dikumpulkan
oleh siswa bidan yang merawat wanita di klinik antenatal dan postnatal melalui
wawancara secara langsung atau via telepon yang berlangsung selama 1-4 jam pada
sekitar 6000 wanita (yang terus dikembangkan selama 20 tahun).
Hasil penelitian: Proses pelaksanaan
peran ibu terjadi saat kehamilan sampai 6 bulan setelah melahirkan.
Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah mempunyai
harapan sebagai berikut :
a.
Memastikan
keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi.
b.
Memastikan
penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi
c.
Penentuan
gambar identitas diri.
d.
Mengerti
tentang arti memberi dan menerima.
1.
Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian
yang lebih baik, untuk bisa berperan sebagai calon ibu dan mampu memerhatikan
perkembangan janinnya.
2.
Membutuhkan sosialisasi.
Dalam proses pelaksanaan peran ibu, yaitu:
1.
Ideal image, sebuah gambaran
ideal/positif mengenai wanita yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu
dengan baik
2.
Self image, gambaran mengenai
dirinya sendiri yang dihasilkan melalui pengalamannya.
3.
Body image, perubahan yang terjadi
pada tubuh wanita selama proses kehamilan.
Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap:
1.
Mimicry (peniruan). Wanita meniru
perilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat, mendengar, dan
merasakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya, apa yang dilakukan saat
persalinan, bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebagainya.
2.
Role play (mencoba bermain peran).
Menciptakan kondisi di masa yang akan datang dengan sengaja. Misalnya berlatih
merawat bayi dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk anak temannya,
mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya.
3.
Fantasy (menghayal). Wanita
menghayalkan dirinya di masa yang akan datang. Misalnya, akan seperti apa
proses persalinannya nanti, baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti, dan
sebagainya.
4.
Introjection-projection-rejection
(pengolahan pesan). Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran
ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat
terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya
di rumah berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di tempat
lainnya.
5.
Grief-work (evaluasi). Wanita
tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan menghilangkan tindakan
yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah
memiliki harapan-harapan antara lain:
a.
Kesejahteraan ibu dan bayi
b.
Penerimaan dari masyarakat
c.
Penentuan identitas diri
d.
Mengetahui tentang arti memberi dan
menerima perubahan umum pada perempuan hamil:
• Ketergantungan dan butuh perhatian
• Membutuhkan sosialisasi
• Membutuhkan sosialisasi
Tahap-tahap
psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:
1.
Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain. Suatu masa sebelum menjadi ibu, yang dimulai dengan penyesuaian social dan psikologi terhadap peran barunya nanti, dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain. Suatu masa sebelum menjadi ibu, yang dimulai dengan penyesuaian social dan psikologi terhadap peran barunya nanti, dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
Contoh : Latihan memasak, belajat
tentang ASI, belajar tentang merawat anak, dll.
2.
Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran
dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota
keluarga yang lain.
Mulai dengan peran sesungguhnya sebagai
seorang ibu, bimbingan peran secara formal dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh sistem perempuan dari wanita.
Contoh : Orang tua (ibu) mengajarkan
cara perawatan bayi pada anaknya (ibu muda)
3.
Plateu stage
Ibu
akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu
memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
4.
Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir. Pencapaian peran ibu dengan baik tergantung dari diri sendiri. Mencer melihat bahwa peran aktif seorang perempuan dalam percapaian peran umumnya dimulai sejak bayi lahir, yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan postpartum.
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir. Pencapaian peran ibu dengan baik tergantung dari diri sendiri. Mencer melihat bahwa peran aktif seorang perempuan dalam percapaian peran umumnya dimulai sejak bayi lahir, yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan postpartum.
Aspek-aspek
yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran
diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang
dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran
tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
Arti dan efek
kehamilan pada pasangan:
1.
Pasangan
merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai
dengan 3 (tiga) bulan setelah melahirkan.
2.
Lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial
selama wanita hamil.
3.
Anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan
dari tiga macam perbedaan:
a. Hubungan ibu dengan pasangan
b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik
a. Hubungan ibu dengan pasangan
b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik
4.
Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri
Tugas
yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c. Penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.
Reaksi yang umum pada kehamilan:
1.
Trimester satu : ambivalen, takut, fantasi,
khawatir.
2.
Trimester dua : perasaan enak memenuhi
kebutuhan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi
narsistik, pasif, introvent, egosentrik dan self centered.
3.
Trimester
tiga : berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert, merefleksikan
terhadap pengalaman masa kecil.
Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:
a) Gambaran tentang idaman bayi sehat.
b) Gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c) Gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.
a) Gambaran tentang idaman bayi sehat.
b) Gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c) Gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi
seorang ibu:
1.
Taking on (tahapan meniru)
Seorang
wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran seorang ibu. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan.
Pada umumnya ibu masih pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekwatiran akan tubuhnya dan ia akan mengulang ulang pengalamannya waktu
bersalin dan melahirkan. Wanita meniru dan melakukan peran ibu, dikenal sebagi
tahap meniru. Dalam tahap taking on terdapat kegiatan mimicry (peniruan) yaitu
perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan cara melihat,
mendengar dan melaksanakanpengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya : apa yang
dilakukan saat persalinan atau bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama,
dan role play (mencoba bermain peran) yaitu menciptakan kondisi di masa yang
akan datang dengan sengaja, misalnya : berlatih merawat bayi dengan menjadi
pengasuh anak temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.
2. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya. Periode ini berlangsung 2-4 hari post partum. Pada tahap ini ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi diantaranya dengan berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi,serta mulai berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK, BAB, kekuatan dan ketahan tubuhnya
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya. Periode ini berlangsung 2-4 hari post partum. Pada tahap ini ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi diantaranya dengan berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi,serta mulai berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK, BAB, kekuatan dan ketahan tubuhnya
3. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu. Terjadi setelah ibu pulang kerumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu bertanggung jawab terhadap perawatan bayinya dan beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,kebebasan,dan hubungan sosial. Periode ini umumnya defresi post partum terjadi disebabkan oleh pengalaman waktu hamil yang bermasalah,proses persalinan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi dan membesarkan anak.
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu. Terjadi setelah ibu pulang kerumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu bertanggung jawab terhadap perawatan bayinya dan beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,kebebasan,dan hubungan sosial. Periode ini umumnya defresi post partum terjadi disebabkan oleh pengalaman waktu hamil yang bermasalah,proses persalinan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi dan membesarkan anak.
Reva rubin
mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:
a) Periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1.
Ibu
masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2.
Perhatian
ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya.
3.
Ibu
akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan.
4.
Memerlukan
ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.
5.
Nafsu
makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
b) Periode taking hold (hari kedua
hingga ke empat setelah melahirkan)
1.
Ibu memperhatikan kemampuan menjadi
orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.
2.
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan
fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh.
3.
Ibu cenderung terbuka menerima
nasihat bidan dan kritikan pribadi.
4.
Ibu berusaha untuk menguasai
keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan
mengganti popok.
5.
Kemungkinan ibu mengalami depresi
postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
c) Periode letting go
1.
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah
dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2.
Ibu sudah mengambil tanggung jawab
dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosial.
Faktor-faktor yang
memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum adalah :
a. Respon
dan dukungan dari teman dan keluarga.
b. Hubungan
dari pengalaman melahirkan.
c.
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu (sebelumnya)
d. Pengaruh
budaya
0 komentar:
Posting Komentar