My Melody Crying

Minggu, 21 Juni 2015

KEHAMILAN DAN DIABETES MELITUS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik(Shaw, Sicre, Zimmet, 2010). Saat ini diperkirakan 171 juta pasienmenderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi dua kali lipatnya (Wild et al, 2004). Penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderita DM didunia (Wild et.al, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DMpada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Semua pasien tersebut beresiko mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular. Salah satu resiko yang menyebabkan yang kerugian banyak adalah komplikasi Diabetic Foot Ulcer yang merupakan factor predisposisi dilakukannya amputasi (Jeffcoate andHarding, 2003). Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah prevalensi obesitas dan physical inactivity (Wild et all, 2004). Diabetes Melitus dapat menyerang semua orang dalam segala lapisan umur dan sosial ekonomi. Perubahan gaya hidup masayarakat modern telah mempengaruhi kebiasan hidup dan pola makan masyarakat Indonesia.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
B.     Diagnosis Dan Kriteria Diagnosis
1.      Diagnosis
Diagnosis DMharus didasarkan atas pemeriksaan kadar gula darah, tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar glukosuria saja. Untuk diagnosis DM pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Sutjahjo dkk, 2006).
Diagnosis Klinik menurut WHO (1999) ditandai dengan meningkatnya pengeluaran urine, rasa haus, infeksi berulang, kehilangan berat badan yang tidak dapat diketahui penyebabnya secara jelas, bahkan sampai coma. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti : Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Sutjahjo dkk, 2006).
2.      Kriteria DiagnosisWHO(2006) :
1.      Gejala klasik DMdan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu (plasma vena) 200 mg/dl. Gula darah sewaktumerupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2.      Kadar gula darah puasa (plasma vena) 126 mg/dl puasa artinya pasien tidak mendapatikalori tambahan sedikitnya 8 jam.
3.      Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.

Bukan DM
Belum Pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL)
Plasma vena
<100
100-199
≥200
Darah kapiler
<90
90-199
≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
Plasma vena
<100
100-125
≥126
Darah kapiler
<90
90-99
≥100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia – PERKENI tahun 2011

C.     Jenis danTipeDiabetesMelitusWHO(2006) :
1.      DiabetesMelitusTipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantun Insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel Beta Pánkreas memproduksiinsulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama sekali, yangdisebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Tipe 1 disebabkankarena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi insulin abslut(Sutjahjo dkk, 2006). Penderita Diabetes Tipe 1 ini sekitar 5-10%penderitaDM.
2.      DiabetesMelitusTipe 2
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai Diabetes tidak tergantunginsulin. Diabetes tipe ini berkembang ketika tubuh masihmenghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya ataubisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yangmenyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisipada pasien tipe 2 bervariasi, mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang domin. an defek sekresi insulin disertasi resistensi insulin (Sutjahjo dkk, 2006). Sekitar 90-95% penderitaDMadalahDiabetesTipe 2
3.      DiabetesMelitusGestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup. Biasanya terjadi pada kehamilan dan akan sembuh setelah melahirkan. Penderita DMG terjadi 2-5% dari seluruh kehamilan.
4.      DiabetesMelitusTipe Lain
DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia
(Sutjahjo dkk, 2006).
D.    Penyebab Diabetes Melitus
1.    Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1
Terjadi akibat kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel Beta Pankreas
Diakibatkan oleh:
a.       Infeksi Virus
b.      Kelainan Autoimun
c.       Herediter à menyebabkan degenaratif sel beta, bahkan tanpa adanya virus atau penyakit autoimun
2.    Penyebab Penyakit Diabetes Tipe 2
Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang tipe diabetes, kita mengetahui bahwa diabetes melitus tipe 2 terjadi sebagai akibat dari tidak mampunya tubuh untuk memanfaatkan hormon insulin karena telah terjadi resistensi tubuh terhadap hormon tersebut. Organ pankreas pada penderita diabetes tipe 2 ini masih berfungsi normal didalam memproduksi hormon insulin namun hormon yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan oleh tubuh sehingga gula tidak bisa masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam darah
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab seseorang untuk menderita diabetes tipe 2.:
a.    Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik)
b.    Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
c.    Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL <40mg/dl
d.   Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
e.    Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4.500 gram
f.     Makanan tinggi lemak, tinggi kalori
g.    Gaya hidup tidak aktif (sedentary)
h.    Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan ideal)
i.      Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun
j.      Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga resistensi insulin

3.    Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
E.     Tanda daan Gejala Diabetes Melitus
1.      Diabetes Melitus Tipe 1
a.       Mudah terjadi ketoasidosis
b.      Pengobatan harus dengan insulin
c.       Onset akut
d.      Biasanya kurus
e.       Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
f.       Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
g.      Didapatkan antibodi sel islet
h.      10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
i.        30-50 % kembar identik terkena
2.      Diabetes Melitus Tipe 2
a.       Sukar terjadi ketoasidosis
b.      Pengobatan tidak harus dengan insulin
c.       Onset lambat
d.      Gemuk atau tidak gemuk
e.       Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
f.       Tidak berhubungan dengan HLA
g.      Tidak ada antibodi sel islet
h.      30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
i.        ± 100% kembar identik terkena
3.      Diabetes Melitus Gestasional
Biasanya diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika memang ada, maka gejala tersebut sangat ringan dan sering dihubungkan dengan situasi alamiah selama kehamilan. Level gula darah/glukosa pun akan kembali normal setelah melahirkan.
Gejala yang mungkin timbul adalah:
a.     Pandangan kabur
b.     Kelelahan
c.     Sering mengalami infeksi pada daerah luka, kulit dan juga vagina
d.     Sering buang air kecil
e.     Mual hingga muntah
f.      Merasa kehausan
g.     Berat badan menurun, walaupun nafsu makan meningkat
F.      Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan sebagai akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)
1.     Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah
a.    Hipoglikemia/ Koma Hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik dan merupakan alasan untuk pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh karana terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
b.    Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (hhnc/ honk).
HONK adalah keadaan hiperglikemi dan hiperosmoliti tanpa terdapatnya ketosis. Untuk mengatasi hipokalemi dapat diberikan kalium. Insulin lebih sensitive dibandingkan ketoasidosis diabetic dan harus dicegah kemungkinan hipoglikemi. Oleh karena itu, harus dimonitoring dengan hati – hati yang diberikan adalah insulin regular, tidak ada standar tertentu, hanya dapat diberikan 1 – 5 unit per jam dan bergantung pada reaksi. Pengobatan tidak hanya dengan insulin saja akan tetapi diberikan infuse untuk menyeimbangkan pemberian cairan dari ekstraseluler keintraseluler.
c.     Ketoasidosis Diabetic (Kad)
DM Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
2.    Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a.    Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular perifer dan vaskular serebral.
b.    Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c.    Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d.    Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
e.    Ulkus/ gangren/ kaki diabetik

G.     Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1.      AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2.      Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3.      Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
4.      Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
5.      Gula darah puasa normal atau diatas normal.
6.      Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal
7.      Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
8.      Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Jenis dan tipe diabetes mellitus:
1.    DiabetesMelitusTipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantun Insulin.
2.    DiabetesMelitusTipe 2
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai Diabetes tidak tergantung insulin.
3.    DiabetesMelitusGestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup.
4.    Diabetes MelitusTipe Lain
DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia. (Sutjahjo dkk, 2006).
Komplikasi dibetes mellitus :
1.    Komplikasi akut:
a.    Hipoglikemia
b.    Koma Hipoglikemia
c.    Ketoasidosis Diabetic (Kad
2.    Kompplikasi kronik
a.    Makrovaskular
b.    Mikrovaskular
c.    Penyakit neuropati
d.   Ulkus/ gangren/ kaki diabetik






0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 21 Juni 2015

KEHAMILAN DAN DIABETES MELITUS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik(Shaw, Sicre, Zimmet, 2010). Saat ini diperkirakan 171 juta pasienmenderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi dua kali lipatnya (Wild et al, 2004). Penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderita DM didunia (Wild et.al, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DMpada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Semua pasien tersebut beresiko mengalami komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular. Salah satu resiko yang menyebabkan yang kerugian banyak adalah komplikasi Diabetic Foot Ulcer yang merupakan factor predisposisi dilakukannya amputasi (Jeffcoate andHarding, 2003). Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah prevalensi obesitas dan physical inactivity (Wild et all, 2004). Diabetes Melitus dapat menyerang semua orang dalam segala lapisan umur dan sosial ekonomi. Perubahan gaya hidup masayarakat modern telah mempengaruhi kebiasan hidup dan pola makan masyarakat Indonesia.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
B.     Diagnosis Dan Kriteria Diagnosis
1.      Diagnosis
Diagnosis DMharus didasarkan atas pemeriksaan kadar gula darah, tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar glukosuria saja. Untuk diagnosis DM pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Sutjahjo dkk, 2006).
Diagnosis Klinik menurut WHO (1999) ditandai dengan meningkatnya pengeluaran urine, rasa haus, infeksi berulang, kehilangan berat badan yang tidak dapat diketahui penyebabnya secara jelas, bahkan sampai coma. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti : Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Sutjahjo dkk, 2006).
2.      Kriteria DiagnosisWHO(2006) :
1.      Gejala klasik DMdan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu (plasma vena) 200 mg/dl. Gula darah sewaktumerupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2.      Kadar gula darah puasa (plasma vena) 126 mg/dl puasa artinya pasien tidak mendapatikalori tambahan sedikitnya 8 jam.
3.      Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.

Bukan DM
Belum Pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL)
Plasma vena
<100
100-199
≥200
Darah kapiler
<90
90-199
≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
Plasma vena
<100
100-125
≥126
Darah kapiler
<90
90-99
≥100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia – PERKENI tahun 2011

C.     Jenis danTipeDiabetesMelitusWHO(2006) :
1.      DiabetesMelitusTipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantun Insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel Beta Pánkreas memproduksiinsulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama sekali, yangdisebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Tipe 1 disebabkankarena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi insulin abslut(Sutjahjo dkk, 2006). Penderita Diabetes Tipe 1 ini sekitar 5-10%penderitaDM.
2.      DiabetesMelitusTipe 2
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai Diabetes tidak tergantunginsulin. Diabetes tipe ini berkembang ketika tubuh masihmenghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya ataubisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yangmenyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisipada pasien tipe 2 bervariasi, mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang domin. an defek sekresi insulin disertasi resistensi insulin (Sutjahjo dkk, 2006). Sekitar 90-95% penderitaDMadalahDiabetesTipe 2
3.      DiabetesMelitusGestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup. Biasanya terjadi pada kehamilan dan akan sembuh setelah melahirkan. Penderita DMG terjadi 2-5% dari seluruh kehamilan.
4.      DiabetesMelitusTipe Lain
DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia
(Sutjahjo dkk, 2006).
D.    Penyebab Diabetes Melitus
1.    Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1
Terjadi akibat kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel Beta Pankreas
Diakibatkan oleh:
a.       Infeksi Virus
b.      Kelainan Autoimun
c.       Herediter à menyebabkan degenaratif sel beta, bahkan tanpa adanya virus atau penyakit autoimun
2.    Penyebab Penyakit Diabetes Tipe 2
Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang tipe diabetes, kita mengetahui bahwa diabetes melitus tipe 2 terjadi sebagai akibat dari tidak mampunya tubuh untuk memanfaatkan hormon insulin karena telah terjadi resistensi tubuh terhadap hormon tersebut. Organ pankreas pada penderita diabetes tipe 2 ini masih berfungsi normal didalam memproduksi hormon insulin namun hormon yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan oleh tubuh sehingga gula tidak bisa masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam darah
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab seseorang untuk menderita diabetes tipe 2.:
a.    Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik)
b.    Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
c.    Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL <40mg/dl
d.   Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
e.    Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4.500 gram
f.     Makanan tinggi lemak, tinggi kalori
g.    Gaya hidup tidak aktif (sedentary)
h.    Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan ideal)
i.      Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun
j.      Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga resistensi insulin

3.    Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
E.     Tanda daan Gejala Diabetes Melitus
1.      Diabetes Melitus Tipe 1
a.       Mudah terjadi ketoasidosis
b.      Pengobatan harus dengan insulin
c.       Onset akut
d.      Biasanya kurus
e.       Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
f.       Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
g.      Didapatkan antibodi sel islet
h.      10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
i.        30-50 % kembar identik terkena
2.      Diabetes Melitus Tipe 2
a.       Sukar terjadi ketoasidosis
b.      Pengobatan tidak harus dengan insulin
c.       Onset lambat
d.      Gemuk atau tidak gemuk
e.       Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
f.       Tidak berhubungan dengan HLA
g.      Tidak ada antibodi sel islet
h.      30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
i.        ± 100% kembar identik terkena
3.      Diabetes Melitus Gestasional
Biasanya diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika memang ada, maka gejala tersebut sangat ringan dan sering dihubungkan dengan situasi alamiah selama kehamilan. Level gula darah/glukosa pun akan kembali normal setelah melahirkan.
Gejala yang mungkin timbul adalah:
a.     Pandangan kabur
b.     Kelelahan
c.     Sering mengalami infeksi pada daerah luka, kulit dan juga vagina
d.     Sering buang air kecil
e.     Mual hingga muntah
f.      Merasa kehausan
g.     Berat badan menurun, walaupun nafsu makan meningkat
F.      Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan sebagai akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)
1.     Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah
a.    Hipoglikemia/ Koma Hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik dan merupakan alasan untuk pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh karana terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
b.    Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (hhnc/ honk).
HONK adalah keadaan hiperglikemi dan hiperosmoliti tanpa terdapatnya ketosis. Untuk mengatasi hipokalemi dapat diberikan kalium. Insulin lebih sensitive dibandingkan ketoasidosis diabetic dan harus dicegah kemungkinan hipoglikemi. Oleh karena itu, harus dimonitoring dengan hati – hati yang diberikan adalah insulin regular, tidak ada standar tertentu, hanya dapat diberikan 1 – 5 unit per jam dan bergantung pada reaksi. Pengobatan tidak hanya dengan insulin saja akan tetapi diberikan infuse untuk menyeimbangkan pemberian cairan dari ekstraseluler keintraseluler.
c.     Ketoasidosis Diabetic (Kad)
DM Ketoasidosis adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
2.    Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a.    Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular perifer dan vaskular serebral.
b.    Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c.    Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d.    Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
e.    Ulkus/ gangren/ kaki diabetik

G.     Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1.      AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
2.      Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
3.      Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
4.      Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
5.      Gula darah puasa normal atau diatas normal.
6.      Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal
7.      Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
8.      Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Jenis dan tipe diabetes mellitus:
1.    DiabetesMelitusTipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantun Insulin.
2.    DiabetesMelitusTipe 2
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai Diabetes tidak tergantung insulin.
3.    DiabetesMelitusGestasional (DMG)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup.
4.    Diabetes MelitusTipe Lain
DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia. (Sutjahjo dkk, 2006).
Komplikasi dibetes mellitus :
1.    Komplikasi akut:
a.    Hipoglikemia
b.    Koma Hipoglikemia
c.    Ketoasidosis Diabetic (Kad
2.    Kompplikasi kronik
a.    Makrovaskular
b.    Mikrovaskular
c.    Penyakit neuropati
d.   Ulkus/ gangren/ kaki diabetik






Tidak ada komentar:

Posting Komentar